Scanner merupakan periferal komputer yang berguna untuk memindai
(men-scan) gambar atau dokumen dalam bentuk teks di atas kertas kedalam
dokumen komputer atau file komputer.
Scanner terbagi dua yakni: Hand-held Scanner dan Plat Bed Scanner.Dari dua jenis terdapat perbedaan yaitu:
- Hand-held scanner yang
pemakaianya menggunakan tangan untuk menscan objek dan banyak digunakan
oleh supermarket untuk menscan harga barang atau barcode.
- Plat bed scanner
yaitu scaner yang penggunaanya dengan cara meletakan objek yang akan
discanner di antara lensa dan cover. Jenis ini banyak dipakai di kantor.
Selain
Perangkat masukan yang dijelaskan diatas masih ada jenis input device
yang lain seperti halnya kamera, light pen, digital device dan
lain-lain.
Sedangkan fungsi dari scanner itu sendiri adalah mengcopy gambar atau teks yang kemudian Hasilnya akan ditampilkan di computer.
Dibawah ini ada beberapa jenis scenner dari dua jenis yang dijelaskan diatas:
cara menggunakan:
1.install driver dari scanner tersebut
Pilih
install the software automatically, tekan next maka akan muncul gambar
yang bertuliskan Pleace select the best match for your hardware from the
list below. Setelah itu proses install akan berjalan dengan sendirinya,
anda tinggal tunggu saja sampai muncul sebuah perintah untuk mengisi
user dan organisasi setelah itu tekan next dan kemudian dia akan muncul
perintah, anda cukup menekan i accept. Dan kemudian akan muncul tulisan
completing the found new hardware wizard. kemudian klik finis dan
selesai.
2.Cara kerjanya Plat bed scanner
- Gambar yang akan dipindai diletakan di atas permukaan kaca pemindai
-
Sebelum gambar dipindai, komputer akan menentukan seberapa jauh motor
stepper yang membawa lampu akan maju, jaraknya ditentukan oleh panjang
gambar dan posisi gambar di kaca pemindai.
- Lampu mulai menyala dan motor stepper akan mulai berputar untuk menggerakkan lampu hingga posisi akhir gambar.
-
Cahaya yang dipancarkan lampu ke gambar akan segera
dipantulkan,kemudian pantulan yang dihasilkan akan dibaca oleh sejumlah
cermin menuju lensa scanner.
- Cahaya pantulan tersebut akhirnya akan sampai ke sensor CCD
-
Sensor CCD akan mengukur intensitas cahaya dn panjang gelombang yang
dipantulkan dan merubahnya menjadi tegangan listrik analog.
- Tegangan analog tersebut akan diubah menjadi nilai dijital oleh alat pengubah ADC(analog to Digital)
-
Sinyal dijital dari sensor CCD akan dikirim ke papan lojik dan
dikirimkan kembali ke computer dalam bentuk data dijital yang menunjukan
warna pada titik-titik gambar yang dipantulkan.
Cari Blog Ini
Minggu, 27 Januari 2013
BIOSCANNER
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi komputer telah
menjadikan perkakas ini sebagai sentra penyimpanan segala informasi. Data-data
penting, sebagaimana dalam bentuk fisiknya, memiliki nilai yang sangat tinggi,
dan tidak jarang yang bersifat rahasia. Jatuhnya username dan password account
Internet banking ke tangan orang lain, sama saja dengan menyerahkan kartu ATM
yang disertai kode PIN. Artinya, Anda akan kehilangan uang walaupun dalam
bentuk nonfisik.
Ironisnya, kemajuan teknologi dengan bentuk komputer yang semakin menciut dalam format notebook, PDA, smartphone, dan lain-lain semakin memperbesar peluang berpindahnya data-data rahasia ke tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Untuk itulah, berbagai teknologi untuk mengamankan data terus menerus dikembangkan. Salah satunya adalah melengkapi peranti-peranti komputer bergerak Anda dengan Bio scanner. Seandainya Anda harus mengalami kejadian pahit kehilangan notebook, ponsel, atau bahkan USB flash disk yang telah dilengkapi dengan bio scanner, orang lain akan semakin sulit untuk mengakses data yang tersimpan di dalamnya.
Ironisnya, kemajuan teknologi dengan bentuk komputer yang semakin menciut dalam format notebook, PDA, smartphone, dan lain-lain semakin memperbesar peluang berpindahnya data-data rahasia ke tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Untuk itulah, berbagai teknologi untuk mengamankan data terus menerus dikembangkan. Salah satunya adalah melengkapi peranti-peranti komputer bergerak Anda dengan Bio scanner. Seandainya Anda harus mengalami kejadian pahit kehilangan notebook, ponsel, atau bahkan USB flash disk yang telah dilengkapi dengan bio scanner, orang lain akan semakin sulit untuk mengakses data yang tersimpan di dalamnya.
Saat ini ada sejumlah perangkat biometrik
yang digunakan, mesin yang dapat mengidentifikasi orang dengan karakteristik
fisik mereka. Beberapa contoh termasuk scanner sidik jari dan perangkat yang
dapat mengenali suara tertentu, tangan, atau tanda tangan
1.2 Perumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai bagaimana cara kerja dari alat bio scan untuk sehingga dapat
mengidentifikasi sebuah data.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Bio scanner
Biometric
berasal dari kata Bio dan Metric. Kata bio diambil dari bahasa yunani kuno yang
berarti Hidup sedangkan Metric juga berasal dari bahasa yunani kuno yang
berarti ukuran, jadi jika disimpulkan biometric berarti pengukuran hidup. Tapi
secara garis besar biometric merupakan pengukuran dari statistic analisa data
biologi yang mengacu pada teknologi untuk menganalisa karakteristik suatu tubuh
( individu ). Dari penjelasan tersebut sudah jelas bahwa Biometric
menggambarkan pendeteksian dan pengklasifikasian dari atribut fisik manusia
yang dapat mencakup pengenalan wajah, sidik jari, pengenalan suara, scan
retina, dll.
Karena
kerumitannya, Biometric adalah tipe otentikasi yang paling mahal untuk diimplementasikan.
Tipe ini juga sangat sulit dipelihara karena sifat ketidaksempurnaan dari
analisis biometric. Sangat dianjurkan untuk berhati–hati karena beberapa
masalah utama dari eror–eror biometric diantaranya, sistem mungkin bisa menolak
subjek yang memiliki otoritas. Kesalahan seperti ini biasa disebut False
Rejection Rate ( FRR ). Dan disisi lain biometric juga bisa menerima subjek
yang salah dan seperti ini biasa diistilahkan False Acception Rate ( FAR ).
Tapi teknologi ini juga mempunyai sisi positif, salah satunya mungkin bisa
diambi contoh dari Retinal Scan yang sangat impossible untuk diduplikasikan.
2.2 Jenis-Jenis
Bio Scanner
Terdapat banyak teknik biometric yang berbeda,
diantaranya:
·
Pembacaan sidik jari (fingerprint scanner)
·
Pembacaan retina/iris
·
Pengenalan Wajah
·
Pengenalan Bagian Mata
·
Geometri Lengan
·
Geometri Jari
·
Pengenalan Telapak Tangan
·
Pengenalan Suara
·
Pengenalan Tanda Tangan
2.2.1
Pembacaan Sidik Jari (fingerprint
scanner)
Pemindai sidik jari (fingerprint
scanner) saat ini sudah banyak digunakan, mulai dari attendance system
(system absensi), sebagai access control (system pengontrol akses ke
dalam suatu ruangan, tempat atau ke dalam sebuah system) hingga sebagai
identitas pribadi seperti yang terdapat pada SIM (Surat Izin Mengemudi) atau
passport.Seperti halnya bagian tubuh yang lain, sidik jari terbentuk karena
factor genetic dan lingkungan. Kode genetic pada DNA memberi peri ntah untuk
terbentuknya janin yang secara spesifik membentuk hasil secara random.Demikian
juga halnya dengan sidik jari. Sidik jari memiliki bentuk unik bagi setiap
orang. Artinya setiap orang memiliki bentuk sidik jari yang berbeda-beda
meskipun terlahir kembar. Jadi, walaupun sidik jadi terlihat seperti sama bila
dilihat sekilas, buat penyelidik terlatih atau dengan menggunakan software
khusus akan terlihat perbedaannya. Sebelum kita berbicara tentang alat pemindai
sidik jari, kita akan berbicara tentang sidik jari tersebut.
a. Pola Sidik Jari
Secara umum, sidik jari dapat
dibedakan menjadi beberapa tipe menurut Henry
Classification System, yaitu loop patern, whorl pattern dan arch
pattern. Sekedar imformasi, perlu diketahui bahwa hampir 2/3 manusia memiliki
sidik jari dengan ‘loop pattern’, 1/3 lainnya memiliki sidik jari dengan
‘whorl pattern’, dan hanya 5-10% yang memiliki sidik jari dengan ‘arch
pattern’.
Pola-pola sidik jari seperti
inilah yang digunakan untuk membedakan sidik jari secara umum. Namun untuk
mesin pembaca sidik jari, pembedaan seperti ini tidaklah cukup. Karena itulah
mesin sidik jari dilengkapi dengan metode pengenalan lain yang disebut ‘minutiae’.
a.
ARCH PATTERN b. WHORL PATTERN c. LOOP PATTERN
b.
Minutiae
Minutiae berasal dari bahasa
inggris yang bisa berarti ‘barang tidak berarti’ atau ‘rincian tidak penting’
dan terkadang diartikan sebagai ‘detil’. Seperti arti katanya, ‘minutiae’
sebenarnya merupakan rincian sidik jari yang tidak penting bagi kita, tetapi
bagi sebuah mesin sidik jari itu adalah detil yang sangat diperhatikan.
Untuk
lebih jelasnya, minutiae pada sidik jari adalah titik-titik yang mengacu
kepada crossover (persilangan dua garis), core (putar-balikan
sebuah garis), bifurcation (percabangan sebuah garis), ridge ending
(berhentinya sebuah garis), island (sebuah garis yang sangat pendek), delta
(pertemuan dari tiga buah garis yang membentuk sudut) dan pore
(percabangan sebuah garis yang langsung diikuti dengan menyatunya kembali
percabangan tersebut sehingga membentuk sebuah lingkaran kecil).
Mesin pemindai sidik jari akan
mencari titik-titik ini dan membuat pola dengan menghubung-hubungkan
titik-titik ini. Pola yang didapat dengan menghubungkan titik-titik inilah yang
nantinya akan digunakan untuk melakukan pencocokan bila ada jari yang menempel
pada mesin sidik jari. Jadi, sebenarnya mesin sidik jari tidak mencocokan pola
yang didapat dari minutiae-minutiae ini.
Mesin pemindai sidik jari
bekerja dengan mengambil gambar dari sidik jari tersebut. Sebenarnya banyak
cara dapat dilakukan untuk mengambil gambar sidik jari tersebut namun metode
umum yang dilakukan adalah dengan 2 cara yaitu dengan sensor optikal dan
kapasitansi.
c.
Sensor Optikal
Inti dari sensor optikal adalah
dengan adanya CCD (Charge Couple Device) yang cara kerjanya sama seperti
system sensor yang terdapat pada kamera digital dan camcorder. CCD merupakan
chip cilikon yang terbentuk dari ribuan atau bahkan jutaan diode fotosensitif
yang disebut photosites, photodelements atau disebut juga piksel. Tiap
photosite menangkap suatu titik objek kemudian dirangkai dengan hasil tangkapan
photosite lain menjadi suatu gambar.
Bila
mengambil contoh pada kamera, saat menekan tombol ‘capture’ pada kamera
digital, sel pengukur intensitas cahaya akan menerima dan merekam setiap cahaya
yang masuk menurut intensitasnya. Dalam waktu yang sangat singkat tiap titik
photosite akan merekam cahaya yang diterima dan diakumulasikan dalam sinyal
elektronis.
Gambar yang sudah
dikalkulasikan dalam gambar yang sudah direkam dalam bentuk sinyal elektronis
akan dikalkulasi untuk kemudian disimpan dalam bentuk angka-angka digital.
Angka tersebut akan digunakan untuk menyusun gambar ulang untuk ditampilkan
kembali. Perekaman gambar yang dilakukan oleh CCD sebenarnya dalam format ‘grayscale’
atau monochrome dengan 256 macam intensitas warna dari putih sampai hitam.
d.
Sensor Kapasitif
Sensor kapasitif bekerja
berdasarkan prinsip pengukuran kapasitansi dari material yang dipindai. Material
tersebut bisa saja besi, baja, alumunium, tembaga, kuningan bahkan hingga air.
Berbeda dengan pemindai optikal yang menggunakan cahaya, pemindai kapasitif
menggunakan arus listrik untuk mengukur besarnya kapasitas.
Diagram
di atas menunjukkan sebuah sensor kapasitif sederhana. Dimana sensor dibuat
dari beberapa chip semi konduktor pada sebuah sel yang tipis. Setiap sel
memiliki tempat konduktor yang ditutupi dengan lapisan isolasi.
Sensor tersebut terhubung
dengan sebuah integrator yang dilengkapi dengan inverter penguat yang dapat
menterjemahkan sehingga pada akhirnya akan membentuk sidik jari yang sedang
dipindai.
Setelah mesin pemindai sidik
jari menyimpan image atau gambar yang diambil, mesin kemudian melakukan
‘searching minutiae’ atau mencari titik-titik minutiae.
Jika mesin sidik jari mendapat
pola yang sama maka proses identifikasi sudah berhasil. Tidak semua minutiae
harus digunakan dan pola yang ditemukan tidak harus sama, maka kita dapat
menyimpulkan bahwa posisi jari kita pada saat identifikasi pada mesin sidik
jari juga tidak harus persis sama dengan pada saat kita menyimpan data sidik
jari kita pertama kali pada mesin tersebut.
Pemindai
sidik jari optikal dan kapasitif dianggap menghasilkan tingkat keamanan yang
tinggi, karena tidak bisa dipalsukan dengan foto copy sidik jari, sidik jari
tiruan, atau bahkan dengan cetak lilin yang mendetil dengan guratan-guratan
kontur sidik jari sekalipun.
2.2.2
Retina Scanner
a. Sejarah dan Sekilas Tentang Retina
Scan
Ide untuk identifikasi retina pertama kali
disusun oleh Dr Carleton Simon dan Dr Goldstein Isadore dan telah diumumkan di
New York State Journal of Medicine pada tahun 1935. [3] Idenya
adalah sedikit sebelum waktunya, tetapi sekali teknologi
yang
tertangkap, konsep untuk perangkat pemindaian retina muncul pada tahun 1975.
Pada tahun 1976, Robert "Buzz" Hill membentuk sebuah perusahaan
bernama EyeDentify, Inc, dan membuat upaya penuh waktu untuk meneliti dan
mengembangkan alat tersebut. Pada tahun 1978, cara-cara khusus untuk scanner
retina telah dipatenkan, diikuti oleh model komersial pada tahun 1981.
Pengertian dari retina scan itu sendiri
adalah salah satu teknologi biometri yang memiliki tingkat akurasi yang cukup
tinggi yang mampu meneliti lapisan pembuluh darah dibelakang selaput mata. Tapi
tingkat akurasi dari retina scan sendiri bisa menurun apabila terjadi gangguan
pada selaput mata. Contohnya, bila mata sudah mulai rabun atau parahnya lagi
(katarak) maka alat yang digunakan untuk mengditeksi tidak dapat mengenali
identitas si pengguna
Scanner retina biasanya
digunakan untuk keperluan otentikasi dan identifikasi. Retinal scanning telah
digunakan oleh beberapa instansi pemerintah termasuk FBI , CIA , dan NASA .
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pemindaian retina telah menjadi lebih
komersial populer. Retinal scanning telah digunakan di penjara, untuk ATM verifikasi identitas dan pencegahan kesejahteraan penipuan.
Pemindaian retina juga memiliki aplikasi medis.
Penyakit menular seperti AIDS , sifilis , malaria , cacar
air
, dan penyakit Lyme serta penyakit keturunan seperti leukemia , limfoma , dan anemia sel sabit dampak mata. Kehamilan juga
mempengaruhi mata. Demikian juga, indikasi kondisi kesehatan kronis seperti gagal jantung kongestif , aterosklerosis , dan kolesterol masalah
pertama muncul di mata.
b. Cara
Kerja Retina Scanner
Retina scan ini dioperasikan melalui alat digital yang mampu
mengditeksi dengan cepat dan melalui inframerah atau cahaya (sinar) maka alat
tersebut dengan otomatis akan memunculkan identitas ataupu biodata si pengguna.
Beda dengan teknologi biometri lainnya. Teknologi ini bekerja dengan selaput
mata belakang dan lewat sel saraf mata alat pengditeksi akan mengetahui si
pengguna retina scan tapi biasanya membutuhkan waktu sekitar 10–15 detik untuk
mrngecek saraf saraf yang sudah dipasangkan retina scan. Teknologi ini sudah
digunakan di USA di bagian militer mulai tahun 1984. Mereka menggunakan alat
ini untuk menjaga akses keamanan mereka dari teroris dan pengganggu lainnya.
Seperti di bagian militer mereka juga menerapkan teknologi ini dibagian CIA,
FBI, NASA, bahkan juru masak dipenjara federal yang berada dipinggiran kota
Texas. Mereka memanfaatkan alat ini guna untuk mejaga keamanan mereka.
State Machine model adalah kumpulan dari Retina Scan, yang
disebut state, dan sebuah transisi yang spesifik yang diijinkan untuk melakukan
modifikasi terhadap object dari satu state ke state berikutnya. State machine
sering dipakai untuk real-life entities ketika state yang spesifik dan
transisinya ada dan dimengerti. Ketika sebuah subject meminta untuk membaca
sebuah object, harus ada sebuah transisi yang mengijinkanuntuk merubah sebuah
object yang closed menjadi open object. menunjukan diagram dari state machine
yang sederhana. State direpresentasikan oleh lingkaran, dan transisinya
direpresentasikan oleh anak panah.
Cara kerja dari retina sendiri cukup sederhana yaitu ketika
si pengguna menggunakan alatnya maka sinar inframerah yang berada pada digital
pengditeksi langsung secara otomatis mengditeksi sel saraf yang berada pada
selaput mata belakang dan biasanya berlangsung 10 – 15 detik.
Dari
gambar di samping kita bisa melihat cara kerja dari retina scan dengan sensor
dari inframerah yang melewati atau memaparkan cahayanya ke saraf retina dan
secara otomatis alatnya akan mengantarkan ke tersebut bahwa si pengguna telah
menunjukkan identitasnya. Seperti yang sudah dijelaskan diatas kalau setiap
teknologi tidak ada yang sempurna. Sama halnya dengan alat sensor untuk retina
scan, alat ini tidak bisa mengenal atau mengdeteksi 100% pemakainya mungkin
disebabkan adanya gangguan pada saraf selaput mata. Dan di sisi lain alat ini bisa
mengenalinya namun dengan pemakai yang salah.
Semakin
banyak informasi, atau faktor, yang diminta dari subjek, semakin menjamin bahwa
subjek adalah benar-benar entitas yang diklaimnya. Oleh karenanya, otetikasi
dua faktor lebih aman dari otentikasi faktor tunggal. Masalah yang timbul
adalah bila subjek ingin mengakses beberapa sumber daya pada sistem yang
berbeda, subjek tersebut mungkin diminta untuk memberikan informasi
identifikasi dan otentikasi pada masing masing sistem yang berbeda. Hal semacam
ini dengan cepat menjadi sesuatu yang membosankan. Sistem Single Sign-On (SSO)
menghindari login ganda dengan cara mengidentifikasi subjek secara ketat dan
memperkenankan informasi otentikasi untuk digunakan dalam sistem atau kelompok
sistem yang terpercaya. User lebih menyukai SSO, namun administrator memiliki
banyak tugas tambahan yang harus dilakukan. Perlu perhatian ekstra untuk
menjamin bukti-bukti otentikasi tidak tidak tersebar dan tidakdisadap ketika
melintasi jaringan. Beberapa sistem SSO yang baik kini telah digunakan. Tidak
penting untuk memahami setiap sistem SSO secara detail. Konsep-konsep penting
dan kesulitan-kesulitannya cukup umum bagi semua produk SSO.
C. Penggunaan Retina Scan
Si
pengguna memusatkan mata pada satu titik sampai ada cahaya inframerah yang
memaparkan cahayanya ke mata si pengguna dan secara otomatis akan
mengverifikasikan identitas si pengguna. Adapun langkah–langkah spesifiknya:
Subjek
akan melakukan permintaan akses ke suatu objek kemudian objek akan mengirimkan
ID kepada subjek sesuai permintaan si subjek
Memanggil AS ( Authentication Service ) untuk melakukan otentikasi terhadap subjek Kemudian subjek mengirim permintaan akses bersama ID lengkapnya ke objek Dan jika ke dua sisi sudah bersesuaian maka akses dikabulkan.
Memanggil AS ( Authentication Service ) untuk melakukan otentikasi terhadap subjek Kemudian subjek mengirim permintaan akses bersama ID lengkapnya ke objek Dan jika ke dua sisi sudah bersesuaian maka akses dikabulkan.
Biasanya
ini dilakukan 2 – 3 dalam satu minggu karena selain dari tuntutan juga untuk
menjaga kestabilan mata. Pemilik retina scan ditugaskan untuk memelihara mata
mereka demi melaksanakan kebijakan keamanan sesuai dengan procedure yang telah
disepakati oleh pemilik retina scan. Pemilik retina scan sering kali melupakan
bahwa dia harus manjaga selaput matanya jika tidak bias menimbulkan problem
yang fatal. Pemilik data memikul tanggung jawab terbesar terhadap proteksi
retina scan. Pemilik data umumnya adalah anggota manajemen dan berperan sebagai
wakil dari organisasi dalam tugas ini. Ia adalah pemilik yang menentukan
tingkat klasifikasi retina scan dan mendelegasikan tanggung jawab pemeliharaan
sehari-hari kepada pemelihara data. Jika terdapat pelanggaran keamanan, maka
pemilik data-lah yang memikul beban berat dari setiap masalah kelalaian.
d.
Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Retina Scan
a.
Keuntungan
- Rendah terjadinya positif palsu
- Sangat rendah (hampir 0%) negatif suku palsu
- Sangat handal karena tidak ada dua orang memiliki pola retina yang sama
- Hasil Speedy: Identitas subjek diverifikasi sangat cepat
b.
Kekurangan
- Akurasi pengukuran dapat dipengaruhi oleh penyakit seperti katarak
- Akurasi pengukuran juga dapat dipengaruhi oleh berat Silindris
- Pemindaian prosedur yang oleh beberapa orang dianggap invasif
- Tidak sangat user friendly
- Subyek dipindai harus dekat dengan optik kamera
- Tinggi biaya peralatan
2.2.3
Pengenalan Wajah.
Pengenalan bentuk-bentuk dan posisi dari
ciri-ciri wajah seseorang adalah tugas yang kompleks. Pertama sebuah kamera
menangkap gambar dari sebuah wajah dan kemudian software memilah-milah pola
informasi yang selanjutnya dibandingkan dengan template user.
2.2.4
Pengenalan Bagian Mata.
Pola
bagian mata adalah rumit, dengan keanekaragaman dari karakteristik yang unik
dari tiap-tiap orang. Sebuah sistem pengenalan iris menggunakan sebuah kamera
video untuk menangkap contoh dan perangkat lunak membandingkan data hasil
dengan template-template yang disimpan.
2.2.5
Geometri Lengan.
Dengan sistem ini, pengguna meluruskan lengan
menurut petunjuk tanda pada perangkat keras pembaca lengan (reader), menangkap
gambar tiga dimensi dari jari-jari dan tulang kemudian menyimpan data dalam
sebuah template. Geometri lengan telah digunakan selama beberapa tahun dan
dimanfaatkan untuk sistem keamanan pada perlombaan Olympiade 1996.
2.2.6
Geometri Jari.
Peralatan ini sama untuk sistem-sistem
geometri. Pengguna menempatkan satu atau dua jari di bawah sebuah kamera yang
menangkap bentuk dan panjang wilayah jari serta tulang-tulangnya. Sistem
menangkap gambar tiga dimensi dan mencocokkan data dengan template-template
yang disimpan untuk menentukan identitas.
2.2.7
Pengenalan Telapak Tangan.
Sama dengan pengenalan sidik jari,
biometric telapak tangan memusatkan pada susunan-susunan yang beragam, misalnya
bagian-bagian tepinya dan bagian-bagian yang tidak berharga yang ditemukan pada
telapak tangan.
2.2.8
Pengenalan Suara.
Metode ini menangkap suara dari speaker menurut
sifat-sifat bahasa. Penggunaan utamanya adalah aplikasi keamanan berbasis
telepon. Keakurasiannya dapat dipengaruhi oleh hal-hal berikut seperti suara
gaduh dan pengaruh-pengaruh dari penyakit atau kelelahan pada suara. Satu
masalah nyata dengan pengenalan suara adalah sistem dapat dikelabui oleh suara
tape dari suara seseorang. Untuk alasan ini sistem suara lanjutan harus mampu
memperluas atau memperpanjang proses verifikasi dengan memberikan perkataan-perkataan yang lebih sulit dan
panjang, membacanya dengan keras atau meminta sebuah perkataan yang berbeda
yang dibaca setiap waktu.
2.2.9
Pengenalan Tanda Tangan.
Sistem verifikasi tanda tangan memerlukan
satu hal utama yaitu penerimaan masyarakat umum (publik). Di segala hal dari
deklarasi kemerdekaan sampai slip sebuah kartu kredit. Masyarakat cenderung
untuk menerima tanda tangan seseorang sebagai bukti dari identitasnya. Sebenarnya
sistem pengenalan tanda tangan atau sering disebut dengan sistem verifikasi
tanda tangan dinamis (dynamic signature verification system). Betapa pun
terlihat sederhana sebuah tanda tangan, peralatan mengukur baik ciri-ciri yang
membedakan tanda tangan dan ciri-ciri yang membedakan dari proses penulisan
tanda tangan. Ciri-ciri ini mencakup tekanan pena, kecepatan dan titik-titik
ketika pena diangkat dari kertas.
Pola-pola ini ditangkap
melalui sebuah pena yang dirancang khusus atau tablet (bisa juga kedua-duanya)
dan dibandingkan dengan pola-pola template. Permasalahannya adalah tanda tangan
kita berbeda secara berarti dan dari satu contoh ke contoh yang lain, sehingga
keakurasian yang sangat kuat membutuhkan banyak contoh dan sebuah proses
verifikasi lanjutan. Terdapat sistem biometric utama yang sedang dalam
pengembangan, ilmuwan-ilmuwan sedang mengembangkan dan menguji kemungkinan-kemungkinan
terjadinya sistem yang didasarkan pada analisa DNA, pola-pola pembuluh darah
dan bahkan bau tubuh manusia.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada banyak
perangkat bio scanner yang sudah berkembang saat ini, tetapi sebagian besar
dari perangkat-perangkat ini sangat mahal tergantung dengan fitur teknologi
yang digunakan.
Teknologi
Sistem data biometrik dilakukan secara otentik dengan tiga langkah :
- Pendaftaran : Pertama kali penduduk menunjukkan biometrik-nya, sistem mencatat informasi dasar pengguna. Kemudian menangkap gambar atau merekam suatu sifat data spesifik pengguna.
- Penyimpanan : Setelah mendapatkan data biometrik pengguna, sistem akan menyimpan data biometrik pengguna ke database.
- Perbandingan : Pada saat pengguna menggunakan bio scanner tersebut, maka sistem biometrik akan membandingkan sifat fisik pengguna pada database.
Teknologi Sistem biometrik juga
menggunakan tiga komponen yang sama :
- Sebuah sensor yang mendeteksi karakteristik yang digunakan untuk identifikasi
- Sebuah komputer yang membaca dan menyimpan informasi serta mengirimkan data
- Software yang menganalisis karakteristik tersebut, diterjemahkan ke dalam grafik atau kode dan melakukan perbandingan secara actual.
3.2 Saran
Dengan Pembahasan makalah ini maka
disarankan kepada pembaca untuk lebih bias memahami teknologi yang berkembag
saat ini, dan bisa menggunakannya guna untuk melindungi data atau informasi
yang memiliki sifat rahasia.
MANAJEMEN PERAN SERTA
(PARTICIPATIVE MANAGEMEN)
Participative (mengikut sertakan), mengambil bagian.
Manajemen peran serta adalah suatu pendekatan menajemen yang melibatkan manajer bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Dasar pelaksanaan manajemen peran serta adalah konsep shared authority, bahwa wewenang menajer atasan diemban bersama dengan manajer bawahannya.
Berdasarkan shared authority , tidak berarti manajer atasan melimpahkan semua wewenangnya atau mengurangi wewenangnya dalam pengambilan keputusan.
Untuk mencegah pelimpahan seluruh wewenang, maka manajer atasan perlu;
1)Mengariskan secara tegas dan jelas tugas-tugas dan fungsi-fungsi dari manajer bawahan
2)Melimpahkan wewenang kepada manajer bawahan terbatas dalam kaitannya melaksanankan tugas-tugas dan fungsinya
3)Mengariskan dengan jelas tanggung jawab manajer bawahannya atas pengunaan wewenang yang telah dilimpahkan kepadanya.
4)Mendorong manajer bawahannya agar menerima pelimpahan wewenang dari atasannya dan melaksanankan tugas dan tanggung jawab sebaik-baiknya
Untuk dapat menetapkan pendekatan manajemen peran serta manajer harus;
1.Memiliki hubungan antar manusia
2.Mengerti dan memahami bawahannya tentang sifat-sifatnya, pribadinya, wataknya, dan kepentingan-kepentingannya
3.Mampu berkomunikasi dengan baik
4.Mampu mengatasi manajemen konflik dalam organisasi perusahaannya
5.Mampu membuat kekuatan masing-masing bawahannya sebagai modal dan menghilangkan kelemahan-kelemahannya
6.Mampu berkompromi dengan bawahannya
vMeningkatkan mutu keputusan manajemen
vMeningkatkan produktivitas karyawan dan manajemen
vMeningkatkan semangat dan kepuasan kerja karyawan dan menajer
vMemungkinkan organisasi perusahaan lebih rensponsif/tanggap
Herzberg menyinggung tentang Teory Motivation Hygiene. Menyatakan bahwa faktor-faktor yang memberikan motivasi kepada karyawan atau manajer adalah;
§Prestasi (achievement)
§Pengakuan orang lain atas keberhasilannya (recognition)
§Kemajuan pribadi, misalnya promosi (advancement)
§Sifat pekerjaan itu sendiri (the work if self)
§Tanggung jawab (rensponsibility)
§Kemungkinan pengembangan diri (possibility for personal growth)
Dari tujuan menajemen peran serta, penerapan manajemen peran serta akan memberikan manfaat berikut;
a.Bawahan lebih muda dalam menerima perubahan
b.Menciptakan hubungan yang damai dan serasi
c.Meningkatkan komitmen bawahan atau manajer pada perusahaan, merasa di hargai oleh perusahaannya
d.Meningkatkan rasa percaya kepada manajemen
e.Memudahkan pengelolaan bawahan, jika manajer bawahan telah berkomitmen, bersedia menerima perubahan dan percaya kepada manajemen, maka mereka lebih mudah untuk di kelola oleh menajer atasannya
f.Meningkatkan mutu keputusan manajemennya, karena dalam proses pengambilan keputusan telah dipertimbangkan berbagai alternatif sebagai sumbang saran para manajer yang terlibat.
g.Meningkatkan mutu komunikasi antara atasan dengan bawahan
h.Meningkatkan kerja sama (team work), dengan berkurangnya konflik yang mungkin terjadi, kerja sama bisa lebih terjalin
Dalam mengkaji hambatan dalam menjalankan manajeman peran serta, perlu dilihat dimana letak hambatan tersebut. Pada pokoknya hambatan-hambatan tersebut terletak pada;
1. Hambatan yang terletak pada masalah yang ditimbulkan.
a. Tradisi yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan (tidak adanya inovasi) biasanya berkaitan dengan gaya kepemimpinan otokrasi/otoriter
b. Falsafah dan nilai-nilai yang dianut oleh kelompok “Manajemen puncak”.
c. Mutu dan kebijakan dan prosedur yang dianut oleh perusahaan.
d. Mutu karyawan atau manjer, kaitannya dengan keterapilan, pengetahuan, pengalaman, kemauan, keahlian.
e. struktur organisasi. Kekakuan prosedur formal yang mengekang, sentralisasi dan pengetatan kontrol.
f. Kurang mendukungnya iklim penerapan manajemen peran serta.
g. Tidak baiknya sistem penghargaan bagi yang berpartisipasi baik (reward)
Hambatan yang melekat pada diri manajer atasan yang bersangkutan.
§Kebiasaan yang melekat pada diri manajer,. Misalnya; tingkah laku, cara berfikir, ego.
§Gagal memahami arti dan peranan manajemen peran serta.
§Anggapan yang masih melekat kuat pada diri manajer atasan.
§Kurang adanya rasa aman bagi manajer. Berkaitan jabatan, dan kehormatan.
§Rasa takut yang berlebihan. Misal; takut kekuasaanya akan berkurang, sulit mengontrol bawahan, kehilangan pamor dirinya, tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik
3. Hambatan yang melekat pada diri bawahan
a) kurang kompetennya manajer bawahan untuk menerapkan manajemen peran serta.
b)Ada kalannya beberapa manajer bawahan menanggap tidak mungkin berpartisipasi, sering mengatakan” Hei, mengapa anda minta saya? Andakan bos saya, andalah yang semestinya memutuskan.
c)Manajer bawahan tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup.
d)Ketakutan yang berlebihan, seperti;
- takut gagal menerapkan manajemen peran serta
- takut perusahaanya merasa gunjang
- takut di kucilkan oleh kelompok
- takut pekerjaannya menjadi tamba berat
Berikut unsur-unsur penting yang diperlukan untuk mengatasi hambatan-hambatan penerapan manajemen peran serta.
a)Menciptakan dan membina iklim organisasi yang mendukung.
b)Struktur organisasi
c)Melaksanakan latihan-latihan dan pendidikan
d)Organisasi perusahaan mampu melihat dan memberikan reaksi cepat bila ada yang mempengaruhinya
e)Mengunakan waktu sebagai sumber daya.
mengimplementasikan manajemen peran serta
Dalam menjalankan atau mengimplementasikan manajemen peran serta perlu menghilangkan lebih dahulu hambatan-hambatan terhadap manajemen peran serta, dengan cara berikut;
a)Mengetahui lebih dahulu tentang diri kita sendiri dan organisasi perusahaan.
b)Mengadakan diagnosis hambatan-hambatan dengan;
- mengidentifikasi hambatan
- mengapa hambatan itu terjadi
-menentukan tingkat atau kualitas hambatan
- bagaimana menghilangkan hambatan
- bagaimana peranan sebagai manajer
Bentuk-bentuk peran serta tersebut adalah;
1.Work Group (kelompok kerja)
2.Project Managemen (manajemen pembangunan)
3.Collective Bargaining (tawar-menawar bersama
4.Industrial Democracy
cara tradisional mengimplementasikan manajemen peran serta
1)Dengan membentuk gugus kerja dan kepanitiaan
2)Mengadakan sistem sarana
3)Menciptakan iklim pendukung
4)Berfikir visioner
5)Bersikap jujur, bebas dan terbuka
6)Tetapkan sasaran
7)Mengunakan kesempatan dengan maksimal
8)Membuat suasana lebih kondusif
9)Mengadakan komunikasi terbuka
10)Menyelengarakan brainstorming
11)Menyelengarakan training atau pelatihan
Langganan:
Postingan (Atom)